Diperkenalkan dengan nama Visiobike, dari luar ia terlihat seperti sepeda biasa. Visiobike adalah karya entrepreneur sekaligus pecinta sepeda, Marko Matenda. Ia memiliki frame serat karbon, dan seperti sepeda elektrik lain, juga dilengkapi motor – berjenis MDF Drive 5.1, dengan sumber tenaga baterai lithium-ion 14,5-Ah buatan Panasonic. Memanfaatkan sistem drivetrain hybrid bernama pedelec, motor akan menggandakan tenaga kayuhan pada pedal. Bedanya dari sepeda elektrik lain, pedelec memberikan tenaga dorong lebih besar, sangat berguna saat Anda melewati tanjakan. Teknologi unik tersebut mampu menghitung serta menyesuaikan kecepatan dan torsi secara harmonis dengan kemampuan Anda. Tapi bukan hanya itu kemampuan unggulan Visiobike. Komponen-komponen sepeda pintar ini, seperti motor elektrik, baterai, kamera, sistem transmisi otomatis, chip GPS dan GSM terkoneksi ke chipset in-house yang dimilikinya. Sebuah app smartphone disediakan untuk mengontrol dan mengakses semuanya via sambu
GOAL Line Technology (GLT) atau Teknologi Garis Gawang sudah lazim dipakai di laga sepakbola dalam beberapa musim terakhir ini. Penggunaan GLT memang sukses di sejumlah liga Eropa, bahkan juga telah dipakai di Piala Eropa 2016 lalu dan juga di Liga Champions musim ini. 5 Juli 2012 menjadi salah satu hari terpenting dalam sejarah perkembangan sepakbola. Ya, pada tanggal tersebut International Football Association Board (IFAB) alias Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional yang merupakan badan yang bertanggung jawab untuk Laws of the Game, akhirnya menyetujui penggunaan GLT. Hawk Eye dan GoalRef. Hawk Eye merupakan teknologi buatan Inggris sedangkan GoalRef diciptakan di Fraunhofer Institute, Jerman.Prinsip kerja dua alat dari dua produsen berbeda itu, sebenarnya sama. Hanya menggunakan jalur yang sedikit berbeda. Kita bahas dulu Hawk Eye. Temuan ini menggunakan rekaman gambar (video/foto) yang diambil sepanjang pertandingan. Kemudian hasil rekaman itu ditransfer secara otomatis k